Kisah nyata :Hukuman bagi pendusta di dunia semut

Kisah Nyata : Hukuman Untuk Pendusta di Dunia
Semut
Syaikh nabil Al-Audhi bercerita di akun
Facebooknya tentang hukuman keras atas
pendusta di dunia semut. Pada suatu ketika beliau
duduk di satu tempat. Pandangan beliau bergerak
mengarah ke sana kemari melihat makhluk Allah
dan memperhatikan keajaiban ciptaan-Nya.
Pandangan beliau tertuju kepada seekor semut
yang menjelajahi tempat di sekitar beliau. “Dia
mencari sesuatu yang saya tidak yakin ia tahu apa
yang dicarinya,”tutur beliau. Tetapi dia terus
mencari dan mencari, tidak merasa lelah dan
bosan.
Di tengah-tengah pencariannya, semut tersebut
menemukan sisa tubuh belalang, tepatnya kaki
belalang. Ia berusaha mengambil dan menarik kaki
belalang tersebut. Ia berusaha membawanya ke
tempat tujuannya di dunia semut. Ia sangat
bersemangat menyelesaikan pekerjaannya tanpa
merasa ada beban. Berusaha dan terus berusaha.
Setelah gagal untuk membawanya, “ia lari dan
pergi ke tempat yang tidak kuketahui dan
menghilang.” Ujar Syaikh Nabil.
Tak lama ia kembali bersama sekumpulan semut
yang banyak. Ternyata semut tersebut mengundang
kawan-kawannya untuk membantunya membawa
kaki belalang yang gagal dibawanya tadi.
Syaikh mengatakan, “Aku ingin sedikit hiburan dan
membawa belalang, tepatnya kaki belalang dan
menyembunyikannya.” Sehingga semut tadi dengan
dibantu sekawanannya mencari kaki belalang ke
sana kemari. Sampai akhirnya mereka putus asa
menemukannya. Kemudian mereka semua pergi.
Tak lama berselang, satu semut tadi kembali
sendirian. Lalu aku letakkan kaki belalang di
depannya. Mulailah ia mengelilinginya dan melihat
di sekitarnya. Lalu ia mulai menariknya. Berusaha
dan terus berusaha sehingga ia tak mampu lagi
melanjutkannya.
Kemudia ia pergi lagi untuk memanggil
sekawanannya untuk membantunya membawa kaki
belalang yang sedari tadi berusah ditariknya
sendiri. Datanglah sekumpulan semut bersama
dirinya. “Saat aku melihat kedatangan mereka aku
tertawa-tawa dan aku ambil kaki belalang tersebut
lalu aku sembunyikan dari mereka,” tutur beliau.
Mereka mencarinya ke sana ke sini. Mencari
dengan penuh keikhlasan dan semangat yang
membaja. Ia berkeliling ke sana ke sini. Melihat ke
kanan dan ke kiri. Berharap melihat dan
menemukan kaki belalang tadi. Tapi, ia tak
menemukannya. “Aku sembunyikan belalang
tersebut dari pandangan mereka,” tutur Syaikh.
Kemudian semut-semut tersebut berkumpul setelah
penat mencari. Di tengah-tengah mereka berdiri
satu semut yang mengundang mereka. Kemudian
mereka menyerangnya dan memotong-motong
tubuhnya di depan mata Syaikh dan beliau melihat
sendiri kejadian tersebut. Beliau terheran-heran
dengan kejadian tersebut. Mereka membunuhnya.
Ya, membunuh dan memutilasi seekor semut di
depan mata beliau. Karena mereka menyangka
bahwa semut tadi membohongi mereka. “Ya,
mereka membunuhnya di depanku dan ia dibunuh
karena sebab aku,” ujar beliau.
Subhanallah, dalam dunia semut perbuatan dusta
adalah perbuatan sangat buruk dan tercela
sehingga pelakunya layak dibunuh. Para semut
menilai perbuatan bohong adalah termasuk tindak
kejahatan.
" . . . dalam dunia semut perbuatan dusta adalah
perbuatan sangat buruk dan tercela sehingga
pelakunya layak dibunuh. . . "
Islam Memandang Perbuatan Dusta
Dalam ajaran Islam, perbuatan dusta atau
berbohong sangat-sangat dicela. Bahkan Islam
mengategorikannya sebagai bagian dari tanda
kekufuran dan kenifakan. Karenanya, Umat Islam
diperingatkan secara umum agar tidak berdusta.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﻭَﻛَﺬَّﺑُﻮﺍ ﺑِﺂَﻳَﺎﺗِﻨَﺎ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻫُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ
ﺧَﺎﻟِﺪُﻭﻥَ
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan
ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 39)
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﻔْﺘَﺮِﻱ ﺍﻟْﻜَﺬِﺏَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﺎ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺂَﻳَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ
ﺍﻟْﻜَﺎﺫِﺑُﻮﻥَ
“Sesungguhnya yang mengada-adakan
kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak
beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah
orang-orang pendusta.” (QS. Al-Nahl: 105)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ﺁﻳَﺔُ ﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻖِ ﺛَﻠَﺎﺙٌ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺪَّﺙَ ﻛَﺬَﺏَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻭَﻋَﺪَ ﺃَﺧْﻠَﻒَ ﻭَﺇِﺫَﺍ
ﺍﺅْﺗُﻤِﻦَ ﺧَﺎﻥَ
“Tanda orang munafik ada tiga: apabila ia berkata
dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila
diberi amanat berkhianat.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dalam hadits yang sangat masyhur, “Ada empat
hal, yang jika berada pada diri seseorang maka ia
menjadi seorang munafiq sesungguhnya, dan jika
seseorang memiliki kebiasaan salah satu dari
padanya, maka berarti ia memiliki satu kebiasaan
(ciri) nifaq sampai ia meninggalkannya; bila
dipercaya ia berkhianat, bila berbicara ia berdusta,
bila berjanji ia memungkiri dan bila bertikai ia
berbuat curang.” (Muttafaqun 'alaih)
Maka semaksimal mungkin kita menghindarkan diri
dari berbohong. Jangan mudah berkata dusta
walau dalam perkara-perkara kecil. Karena
demikian itu akan mengurangi kepercayaan orang
kepada kita saat kita menyampaikan kebenaran.
Dahsyatnya Siksa Atas Pendusta
Siksa yang diancamkan atas pendusta sangat
berat. Dalam hadits Samurah bin Jundab yang
sangat panjang, dijelaskan akibat yang akan
ditanggung oleh pendusta yang kebohongannya
sudah sampai ke ufuk. Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam menceritakan apa yang beliau
temui dalam mimpinya,
ﻓَﺎﻧْﻄَﻠَﻘْﻨَﺎ ﻓَﺄَﺗَﻴْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺟُﻞٍ ﻣُﺴْﺘَﻠْﻖٍ ﻟِﻘَﻔَﺎﻩُ، ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺁﺧَﺮُ ﻗَﺎﺋِﻢٌ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﻜَﻠُّﻮِﺏٍ ﻣِﻦْ ﺣَﺪِﻳْﺪٍ، ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻫُﻮَ ﻳَﺄْﺗِﻲ ﺃَﺣَﺪَ ﺷِﻘَّﻲْ ﻭَﺟْﻬِﻪِ
ﻓَﻴُﺸَﺮْﺷِﺮُ ﺷِﺪْﻗَﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﻔَﺎﻩُ، ﻭَﻣِﻨْﺨَﺮَﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﻔَﺎﻩُ، ﻭَﻋَﻴْﻨَﻪُ ﺇِﻟَﻰ
ﻗَﻔَﺎﻩُ. )ﻗَﺎﻝَ : ﻭَﺭُﺑَّﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺃﺑﻮ ﺭَﺟَﺎﺀ : ﻓَﻴَﺸُﻖُّ .( ﻗَﺎﻝَ : ﺛُﻢَّ
ﻳَﺘَﺤَﻮَّﻝُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﺎﻧِﺐِ ﺍﻵﺧَﺮِ ﻓَﻴَﻔْﻌَﻞُ ﺑِﻪِ ﻣِﺜْﻞَ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺑﺎﻟﺠَﺎﻧِﺐِ
ﺍﻷَﻭَّﻝِ، ﻓَﻤَﺎ ﻳَﻔْﺮُﻍُ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺠَﺎﻧِﺐِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺼِﺢَّ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺠَﺎﻧِﺐُ
ﻛَﻤَﺎ ﻛَﺎﻥَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻌُﻮْﺩُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻴَﻔْﻌَﻞَ ﻣِﺜْﻞَ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺍﻟْﻤَﺮَّﺓَ ﺍﻷُﻭْﻟَﻰ .
ﻗَﺎﻝَ : ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻬُﻤَﺎ : ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪ، ﻣَﺎ ﻫَﺬَﺍﻥِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻻَ ﻟِﻲ :
ﺍِﻧْﻄَﻠِﻖْ ﺍِﻧْﻄَﻠِﻖْ .
“Kemudian kami berangkat lagi mendatangi orang
yang terlentang pada tengkuknya. Ternyata ada
orang lain yang berdiri di atasnya sambil membawa
kait (yang terbuat) dari besi. Tiba-tiba ia datangi
sebelah wajah orang yang terlentang itu, lalu ia
robek (dengan kait besi tersebut) mulai dari
sebelah mulutnya hingga tengkuknya, mulai dari
lubang hidungnya hingga tengkuknya, dan mulai
dari matanya hingga tengkuknya. Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam kemudian bersabda:
“Selanjutnya orang itu berpindah ke sebelah wajah
lainnya dari orang yang terlentang tersebut dan
melakukan seperti yang dilakukannya pada sisi
wajah yang satunya. Belum selesai ia berbuat
terhadap sisi wajah yang lain itu, sisi wajah
pertama sudah sehat kembali seperti sedia kala.
Maka ia mengulangi perbuatannya, ia lakukan
seperti yang dilakukannya pada kali pertama.”
Di penghujung hadits dijelaskan dosa yang
diperbuat oleh laki-laki tadi, “Sesungguhnya laki-
laki itu setiap keluar dari rumahnya ia berdusta
(berbohong) yang kebohongannya sampai ke kaki-
kaki langit (tersebar ke mana-mana,-terj)” (HR. Al-
Bukhari) dalam riwayat lain, “Ia disiksa demikian
hingga tiba hari kiamat.”
Siksa dahsyat yang ditimpakan kepada pendusta di
atas terjadi di alam kuburnya sebagai adzab kubur.
Ini terus disiksakan atasnya sampai terjadinya hari
kiamat. Semoga Allah menyelamatkan kita darinya.
[PurWD/voa-islam.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar