piala dunia :jumlah mu'alaf di brazil bertambah

Dream - Jumlah mualaf semakin bertambah setelah British Islamic Education and Research Academy (IERA) dari Inggris dan WhyIslam dari Amerika melakukan dakwah di Piala Dunia 2014 Brasil.

Cesar adalah warga Brasil pertama yang memeluk Islam setelah dia bertemu dengan IERA. "Cesar sangat tertarik dengan Islam. Dia sering datang kemari untuk berdiskusi tentang Islam bersama kami," kata IERA dalam laman Facebook mereka.

Bukan hanya Cesar yang menyatakan menerima Islam. IERA menyebut, sepasang suami istri baru saja mengucapkan dua kalimat syahadat.

"Kami sedang berada di rumah sepasang suami istri yang sudah memeluk Islam. Mereka mengundang kami untuk menonton pertandingan Brasil vs Kamerun," tulis IERA di Facebook.

Tidak hanya IERA, sekelompok pendakwah dari WhyIslam juga melakukan syiar di Brasil. Adalah seorang sopir taksi bernama Carlos yang memutuskan menjadi mualaf, setelah dia menemani tim dakwah asal AS itu selama dua minggu.

"Kenalkan, saudara baru kita, Carlos. Dia telah menjadi sopir kita selama di Brasil," tulis WhyIslam di laman Facebook mereka.

Setelah mengucapkan kalimat syahadat, WhyIslam menanyakan kepadanya bagaimana rasanya. Carlos menjawab, 'saya percaya Tuhan yang sama dengan Anda. Sikap dan perilaku Anda terhadap saya dan warga Brasil lainnya menyadarkan saya adalah bagian dari Anda'.

Sementara itu tim dakwah dari Federasi Muslim Brasil (Fambras) yang mengkampanyekan Islam selama Piala Dunia 2014 melalui Salam Brasil juga mengumumkan keberhasilan mereka. Ada dua warga Brasil yang juga menjadi mualaf, mengucapkan dua kalimat syahadat di depan Stadion Brasilia.

Menurut sensus resmi Pemerintah Brasil, jumlah muslim di negara samba itu berkisar 27.239 jiwa. Namun menurut Fambras, jumlah mereka adalah sekitar 1,5 juta jiwa. Hal ini didukung oleh ahli Islam Paulo Pinto dari Fuminense Federal University yang menyatakan jumlah muslim di Brasil sudah satu jutaan.

Dengan tidak ada jumlah pasti, cara terbaik menentukan pertumbuhan Islam di Brasil adalah dengan melihat jumlah masjid di negara tersebut. Di Brasil saat ini berdiri 127 masjid, meningkat empat kali lipat dari saat tahun 2000. (Ism)

ilmuwan besar Perancis :memeluk Islam usai bedah mumi Fir'aun

Dream - Maurice Bucaille lahir di Perancis. Setelah menamatkan pendidikan menengah atas, ia belajar di Fakultas Kedokteran, Universitas Prancis. Kemudian menjadi dokter bedah terkenal dan terpintar yang pernah dimiliki Perancis modern. Namun, cerita keislamannya mampu mengubah hidup dia.

Perancis terkenal sebagai negara yang tertarik dengan arkeologi dan budaya. Di akhir 80an, Perancis meminta Mesir untuk mengirimkan mumi Firaun untuk dilakukan serangkaian eksperimen dan penelitian.

Akhirnya mumi penguasa Mesir terkenal tersebut akhirnya tiba di Perancis. Mumi itu kemudian dipindahkan ke ruangan khusus di Monument Center. Para arkeolog, ahli bedah dan ahli anatomi mulai melakukan studi tentang mumi ini dalam upaya untuk menyelidiki misteri Firaun.

Dokter bedah senior dan ilmuwan yang bertanggung jawab atas studi tentang mumi Firaun adalah Profesor Maurice Bucaille. Sementara proses restorasi mumi berjalan, Maurice Bucaille sibuk dengan pikirannya. Dia mencoba untuk menemukan bagaimana Firaun ini meninggal.

Saat larut malam, ia menemukan penyebabnya. Sisa-sisa garam yang terjebak dalam tubuh mumi itu adalah bukti bahwa ia meninggal karena tenggelam dan mayatnya segera diangkat dari laut.

Terlihat jelas juga bahwa para pendeta Mesir kuno buru-buru mengawetkan tubuh Firaun tersebut. Tapi Maurice bingung dengan sebuah pertanyaan, bagaimana tubuh ini--dengan mengesampingkan tubuh mumi lainnya dari Mesir kuno-- tetap utuh hingga sekarang meskipun tubuhnya pernah tenggelam di laut.

Maurice sibuk memikirkan hal tersebut ketika seorang koleganya mengatakan tidak usah terlalu dipikirkan karena dalam Islam disebutkan bahwa Firaun ini memang tenggelam.

Pada awalnya, dia sangat tidak yakin dan menolak pernyataan tersebut. Dia mengatakan penemuan seperti itu hanya bisa diketahui melalui peralatan komputer canggih dan modern.

Maurice bertambah tercengang setelah koleganya yang lain mengatakan bahwa Alquran, kitab suci yang dipercaya muslim, menceritakan kisah tenggelamnya Firaun dan mengatakan tubuh tersebut akan tetap utuh meskipun ia telah tenggelam.

Maurice bertambah terkejut dan terus bertanya-tanya, dari mana kitab suci umat Islam ini mendapatkan data, sementara mumi tidak ditemukan sampai 1898. Selain itu Alquran juga baru diturunkan kepada umat Islam selama lebih dari 1400 tahun setelah peristiwa tenggelamnya Firaun. Mengingat juga sampai beberapa dekade lalu seluruh umat manusia termasuk muslim tidak tahu bahwa orang Mesir kuno mengawetkan firaun mereka?

Maurice Bucaille terjaga sepanjang malam menatap tubuh Firaun, berpikir mendalam soal kitab Alquran yang secara eksplisit mengatakan bahwa tubuh ini akan utuh setelah tenggelam.

"Bisakah dipercaya nabi Muhammad SAW tahu tentang ini lebih dari 1.000 tahun yang lalu ketika saya baru saja mengetahu hal itu?" pikir Maurice.

Pikiran Maurice malam itu dipenuhi berbagai pertanyaan dan keheranan tentang kitab suci umat Islam. Mumi tersebut akhirnya dikembalikan ke Mesir.

Jatuh Cinta dengan Alquran

Tapi, karena ia sudah tahu tentang kisah Firaun versi muslim, ia segera berkemas dan melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Kebetulan saat itu di Arab Saudi diadakan konferensi medis yang dihadiri banyak ahli anatomi muslim.

Di sana, Maurice memberitahu mereka tentang penemuannya, yaitu bahwa tubuh Firaun itu tetap utuh bahkan setelah ia tenggelam. Salah satu peserta konferensi membuka Alquran dan membacakan surat Yunus ayat 92 yang menceritakan kisah bagaimana tubuh Firaun diangkat dari dasar laut dan atas izin Allah, tubuh itu akan utuh agar menjadi bahan renungan bagi orang-orang yang berpikir sesudahnya.

Dalam kegembiraannya setelah dibacakan ayat tersebut, Maurice berdiri di hadapan para peserta konferensi berkata, 'Aku telah masuk Islam dan percaya pada Alquran ini'.

Saat kembali ke Perancis, Maurice Bucaille menghabiskan 10 tahun melakukan studi tentang kesesuaian fakta-fakta ilmiah saat ini dengan yang disebutkan dalam Alquran. Dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa Alquran tidak pernah bertentangan dengan satupun fakta ilmiah.

Dia kemudian menulis buku tentang Alquran yang menghebohkan seluruh negara-negara Barat, dengan judul, "The Bible, The Qur’an and Science, The Holy Scriptures Examined In The Light Of Modern Knowledge."

Buku tersebut sangat laris dan bahkan ratusan ribu eksemplar telah diterjemahkan dari bahasa Perancis ke bahasa Arab, Inggris, Indonesia, Persia, Turki dan Jerman. Bahkan tersebar ke hampir semua toko buku di seluruh dunia.

"Sisi ilmiah dari Alquran telah mengejutkan saya sejak awal, karena pikiran saya belum pernah melihat begitu banyak kajian ilmu pengetahuan yang disuguhkan secara akurat. Itu semacam cermin bagi ilmu pengetahuan yang sudah ditulis dalam buku-buku ilmiah selama ini padahal ilmu tersebut sudah ada lebih dari 13 abad yang lalu," sepenggal catatan kata pengantar Maurice dalam bukunya.